Dunia Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan makin berkembang dan “mengerikan”. Ditambah robot yang memiliki AI yaitu Sophia, telah dianggap sebagai warga negara oleh Arab Saudi. Sophia adalah robot yang dikembangkan dari Hong Kong dibawah perusahaan Hanson Robotics. Sophia lahir di 14 Februari 2016 dan langsung unjuk gigi di pertengahan Maret 2016 di Amerika. Dia bisa menunjukan 50 ekspresi yang berbeda.
AI belajar seperti anak kecil, memperhatikan dan menunggu perintah dari pengguna. Semakin banyak diberi perintah dan pengenalan, semakin berkembang kemampuan dan pengetahuannya. Walaupun saat ini sebenarnya IQ AI belum ada yang melewati anak kecil. Dan akan sangat berbahaya jika IQ AI sudah mulai melebih anak kecil. Kemungkinan akan terjadi layaknya seperti di film Terminator yang terancam akan hadirnya SkyNet. Saat ini IQ tertinggi yang dipegang oleh AI adalah dari perusahaan Alphabet, yaitu Google.
IQ Google sudah mencapai 47.28. Hampir mendekati anak yang berusia 6 tahun yang memiliki IQ 55.5. AI tidak selalu harus ada didalam robot atau mesin canggih. Seperti Google dan “ponsel cerdas” yang dipegang masyarakat saat ini, itu sudah tertanam AI. AI di tanam disebuah ponsel untuk memudahkan pengaturan jalannya system operasi, aplikasi, daya tahan baterai dan masih banyak lagi. AI saat ini belajar dari pengguna yang menggunakan ponselnya sehingga ponsel bisa lebih pintar dalam mengatur kerjanya sehingga terciptanya integrasi dan kerja ponsel pun lebih maksimal. Itulah salah satu contoh penggunaan AI yang tepat dan aman.
Penerapan yang lebih luas juga sudah mulai diterapkan oleh Uber yang memasukan AI kedalam mobil otonomnya. Mobil otonom yang “mengambil” pekerjaan supir Uber. Walaupun Uber terkena kasus bahwa mobil otonomnya menabrak pejalan kaki, tapi sampai saat ini masih tetap dikembangkan.
Tapi semua akan berbahaya jika penggunaanya tidak memiliki batasan. Tidak sedikit yang menentang AI dikalangan penggiat teknologi. Salah satunya Elon Musk. Pemimpin Tesla yang sedang mewujudkan umat manusia untuk pindah ke Mars. Dari perspektif Musk yang berbicara tentang AI, khususnya di kasus perusahaan Alphabet tentang Google Deep Mind. Google Deep Mind saat ini mengembangkan AlphaGO dan AlphaZero.
“We don’t want to learn from our mistakes” with AI
Max Tegmark, seorang professor Fisika dari universitas MIT juga turun khawatir akan masalah AI, “ketika ada kebakaran kita bisa membereskannya, kita mengembangkan pemadam kebakaran. Ketika mobil ditemukan dan ada masalah, kita menemukan sabuk pengaman, airbag dan rambu lalu lintas. Tapi ketika ada senjata nuklir dan A.I ?.. kita harus memiliki rencana kedepannya.”
AI akan terus belajar dari jutaan orang yang memanfaatkannya. Akan terus berkembang walau teman-teman Fixme mungkin saat ini tidak memakai produk google. Tapi apa yang akan teman-teman Fixme lakukan ? disaat IQ AI nanti sudah melebihi IQ anak kecil.
1 Comment
лицензионные платформы для игр на деньги, официальные зеркала, бонусы и фриспины. рейтинг казино с выводом на карту kpuykxhott