Vivo belum lama ini merilis resmi seri X50 ke Indonesia. Hanya ada dua seri yang masuk, yaitu X50 dan X50 Pro. Versi X50 Pro+ dengan Snapdragon 865 tidak masuk ke pasar Indonesia. Tapi ada yang menarik di seri X50 biasa, walaupun seri ini tidak memiliki teknologi gimbal seperti 2 seri diatasnya. Mulai dari layar E3 Amoled sampai sensor Sony terbaru.
Masalah fisik disini Vivo tidak mau kompromi. X50 memiliki layar fleksibel 2,53 dibagian depan dan punch-hole yang cukup kecil dengan ukuran 3,96mm. Layar Vivo ini disematkan teknologi COP atau Chip on Pi yang membuat bezelnya begitu tipis. Layar dengan ukuran 6,56 inci ini memiliki refresh rate 90Hz dan touch sampling 180Hz. Tidak lupa memiliki standar warna DCI-P3, kecerahan tinggi sampai 1.300 nits, kontras mencapai 6.000.000:1, dan teknologi VEG yang memberikan optimalisasi konsumsi energi.
Desainnya tidak berbeda jauh dengan X50 Pro dengan balutan warna Glaze Black atau Frost Blue. Bagian belakang dibalut kaca dengan sentuhan mate dan hanya memiliki ketebalan 7,5mm dan berat 173 gram. Cukup ringan mengingat memakai bahan yang premium.
Disini Vivo menggunakan sensor Sony IMX598 yang baru digunakan di seri X50. Sensor dengan resolusi 48MP ini memiliki OIS dan bisa mengambil lebih banyak cahaya karena aperturnya hanya f/1.6. Fiturnya cukup beragam mulai dari Extreme night vision sampai slow motion tracking. Sensor ini memiliki 4-axis stabilisasi dengan 7 lapisan lensa. Selain itu hadir lensa wide 8MP, portrait camera 13MP, dan 5MP macro lens.
Urusan performa dipercayakan kepada Snapdragon 730 tanpa embel-embel “G.” Memiliki RAM 8GB dan penyimpanan sampai 128GB. Dengan baterai 4.200 mAh, Vivo membekalinya dengan kemampuan pengisian sampai 30W. Tentunya performa ini sudah dibalut dengan Android 10 dengan kustomisasi Funtouch OS 10.5. Tidak lupa ponsel ini sudah dibekali dengan fitur NFC.
Vivo X50 ini dijual dengan harga Rp 6 jutaan saja. Harga yang cukup kompetitif dengan Samsung Galaxy A71 dan Mi Note 10.
Leave a Reply