PUBG, Fortnite, Mobile Legend, Call Of Duty, dan game mobile lainnya menjadi digemari di Indonesia. Cukup bermodalkan ponsel dan kuota interent, bisa langsung dimainkan berjam-jam lamanya. Tapi ternyata game-game ini membuat Indonesia rugi sampai triliunan rupiah.
PUBG dan game sejenisnya membuat rugi Indonesia karena mereka menjalankan bisnis di luar Indonesia. Memang game ini dimainkan gratis. Tapi untuk membeli berbagai barang dan kelengkapan lainnya, ada dana yang harus dikeluarkan ke luar negeri.
Dikutip dari CNBC, jika hal ini terus menerus terjadi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan terpengaruhi. Memang barang di dalam game online tidak berjuta-juta rupiah. 10 ribu bisa didapatkan. Tapi mengingat game ini diunduh berjuta-juta orang, bisa dibayangkan berapa untungnya developer luar. Pada 2018 lalu, deficit NPI tembus sampai 7,1 miliar USD. Padahal jika melirik setahun sebelumnya Indonesia surplus sampai 11,6 miliar USD.
Mirza adityaswara selaku Deputi Gubernur Senior BI mengharapkan banyak developer lokal yang dapat bersaing dengan game-game tersebut. Hal ini diharapkan agar NPI menjadi lebih stabil atau bahkan lebih berat ke pemasukan Indonesia.
Memang tidak ada larangan bermain game luar. Sah-sah saja asalkan bermain game tersebut dengan cara legal, bukan bajakan. Tapi diharapkan Indonesia tidak hanya konsumtif dalam hal ini. Kedepannya harus bisa menghasilkan produk yang bisa dinikmati oleh dunia luar juga.
6 Comments