Sebelum dunia jual beli online merebak, orang-orang selalu membeli ponsel di toko langsung. Apapun ponselnya, penjual selalu menasehati pembeli dengan ucapan, “charge dulu ponselnya selama 6 jam lebih, baru pakai”, kurang lebih seperti itu. Pengguna harus mengisi daya ponsel berjam-jam, baru bisa digunakan. Tapi apakah perlakuan seperti itu masih harus dilakukan di zaman ponsel sekarang ?

Perlakuan seperti itu sudah pasti sangat salah. Setiap vendor selalu mengisi daya baterai setengah penuh sebelum dimasukan ke dalam dus penjualan. Dan hal pertama yang harus dilakukan oleh teman-teman Fixme adalah, memakai ponsel tersebut sampai mati. Hal tersebut dilakukan untuk mengosongkan baterai yang sudah terisi dengan daya yang kemungkinan sudah lama ada di dalam, lalu melakukan pengisian daya seperti biasa. Hal tersebut dilakukan untuk mengkalibrasi baterai agar performanya baik.

Tapi baterai habis seperti itu dilakukan hanya sekali. Jangan dilakukan berulang-ulang. Karena memakai barang elektronik apapun yang memiliki baterai dan memakainya sampai mati total, akan merusak baterai. Jadi saat ini banyak ponsel atau laptop yang baru mencapai 1 atau 2 persen, sudah otomatis mati. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kerusakan baterai. Jadi jangan aneh jika ada ponsel atau laptop yang tiba-tiba mati sebelum 0 persen.

Mengisi daya sampai penuh 100 persen juga tidak baik. Dianjurkan untuk mengisi daya hampir mendekati penuh. Walaupun setiap ponsel memiliki keamanan supaya tidak ada daya yang masuk secara berlebihan, tapi dengan selalu mengisi daya sampai penuh 100, itu akan mengurangi umur baterai lebih cepat dibanding hampir penuh. Setiap baterai memiliki umur batas charge cycling, yang setiap teknologi berbeda umurnya. Tapi bisa diperpanjang dengan memperlakukannya seperti ini.

Jadi walaupun charger dan ponsel memiliki keamanan dalam masalah tenaga, tetap dibutuhkan kerjasama dari pengguna untuk mempunyai umur ponsel yang lebih panjang dibanding seharusnya.